Lazada Indonesia

Sunday, November 14, 2010

Cara Perawatan Lele Karpet

PERAWATAN LELE DALAM KOLAM KARPET
Perawatan lele di kolam karpet pada umumnya tidak berbeda dengan perawatan di kolam lainnya. Beberapa perawatan lele yang perlu diperhatikan dalam kolam karpet adalah sebagai berikut.
1. Penambahan air dalam kolam karpet
Bila air dalam kolam karpet berkurang karena proses penguapan maka tambahkan air hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali. Panambahan air dilakukan dari tinggi awal 30 cm hingga menjadi 60 cm secara bertahap setiap bulan (dalam sebulan, air perlu ditambah setinggi 10 - 15 cm). Air kolam setinggi 30 cm merupakan kondisi ketinggian air saat benih dimasukkan ke dalam kolam, sedangkan tinggi air kolam 60 cm merupakan ketinggian air saat ikan memasuki usia 3 bulan.
Jika air didalam kolam berkurang perlu ditambahkan
hingga ketinggian normal kembali
2. Penggantian air
Penggantian air dilakukan saat air kolam mulai tampak kotor Saat membersihkan kotoran, pralon B dipasang untuk mengurangi air, tetapi air di dalam kolam jangan sampai habis. Dengan demikian, lele tetap terendam air di dalam kolam. Pada saat melakukan kegiatan ini, lele yang pertumbuhannya lambat (berukuran kecil) diambil untuk dikonsumsi.
Sebenarnya lele dumbo dapat hidup dan berkembang di dalam air kotor (misalnya air comberan). Namun, dagingnya akan berbau tidak sedap dan warna kulitnya pun kehitam-hitaman sehingga akan mengurangi minat konsumen.
3. Tanaman pelindung dalam kolam
Tanaman pelindung di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari dan juga sebagai makanan tambahan bagi lele. Selain itu, tanaman juga dapat mengisap kotoran di dalam air.
Jenis tanaman pelindung yang biasa digunakan yaitu apu-apu dan enceng gondok. Dalam satu kolam cukup dipilih salah satu tanaman tersebut. Jumlah tanaman di dalam kolam dibatasi hingga sepertiga bagian dari luas permukaan air kolam. Pertumbuhan akar eceng gondok pun harus dibatasi dan harus dikurangi secara berkala. Untuk membatasi pertumbuhannya yaitu dengan memberi pembatas berupa bambu yang diapungkan dan diberi tali serta bandul batu pada kedua ujungnya. Cara ini dilakukan selain tanaman tampak rapi juga agar sinar matahari dapat masuk ke dalam kolam. Cahaya matahari dibutuhkan dalam proses pertumbuhan lele.

Tanaman air di dalam kolam berfungsi untuk melindungi lele dari terik sinar matahari dan makanan tambahan
4. Pemberian pakan
Bibit lele yang masih kecil ukuran lubang mulutnya pun kecil sehingga pakan pelet yang diberikan harus dihaluskan (digerus). Pemberian pelet halus dilakukan selama I minggu. Setelah itu, pakan tidak perlu dihaluskan. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari pada jam tertentu dan berkesinambungan.
Upaya untuk menekan pengeluaran biaya pembelian pakan lele dumbo terus dilakukan. Pakan lele berupa pelet buatan pabrik dianggap sangat mahal. Solusinya yaitu dengan memberikan keong mas (siput murbei) sebagai pakannya. Bagi petani padi, keong mas ini merupakan hama yang selalu muncul pada musim tanam padi.
Kelompok masyarakat uji-terap di Bekasi telah mampu melakukan penekanan biaya terhadap pembelian pakan lele (pelet) dengan memberikan pakan berupa keong mas yang diberikan saat lele berusia I bulan - 3 bulan. Pemanfaatan keong mas untuk pakan lele akan membantu mengurangi jumlah keong mas sebagai hama tanaman padi.
Berikut ini diberikan gambaran tentang perhitungan jumlah kebutuhan pakan 1.000 ekor lele dengan masa pemeliharaan sampai dengan 3 bulan. Pemberian pakan harian yang ideal yaitu 3 % dari berat badan. Perhitungan dilakukan per 10 hari seperti dijelaskan pada Tabel 1.
TABEL 1. PERHITUNGAN JUMLAH KEBUTUHAN PAKAN LELE DUMBO 1.000 EKOR DENGAN MASA PEMELIHARAAN SAMPAI DENGAN 3 BULAN
Hari ke -
Berat per ekor (g)
Kebutuhan pakan per ekor (g)
Kebutuhan per
10 hari untuk 1.000 ekor (Kg)
1 – 10
11 – 20
21 – 30
31 – 40
41 – 50
12
25
40
55
70
0,36
0,75
1,20
1,65
2,10
3,60
7,50
12,00
16,50
21,00
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
85
100
115
130
jumlah
2,55
3,00
3,45
3,90
189,60
25,50
30,00
34,50
39,00
Dari tabel tersebut dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut.
ü Kebutuhan pakan lele setiap ekor per hari adalah seberat 3 % dari berat badannya
ü Berat badan lele pada usia 90 hari (3 bulan) adalah 130 g. Dengan demikian, dalam satu kilogram akan berisi 7 - 8 ekor lele.
ü Selama 3 bulan, kebutuhan pakan pelet untuk 1.000 ekor lele yaitu 189,6 kg.
Jadi pengeluaran biaya untuk kebutuhan pakan lele adalah 189 kg x Rp 3.000,00 = Rp 568.800,00. Sementara biaya untuk pembelian bibit, yaitu 1.000 ekor x Rp 300,00 = Rp 300.000,00. Dengan demikian, modal untuk pengadaan sarana produksi adalah Rp 568.800,00 + Rp 300.000,00 = Rp 868.800,00
Berdasarkan perhitungan analisis usaha, target hasil usaha (penjualan lele) adalah Rp 969.500,00. Jadi, hasil usaha yang akan diperoleh adalah Rp 969.500,00 - Rp 868.800,00 = Rp 100.700,00. Hasil usaha tersebut masih sangat sedikit. Jika menggunakan pakan tambahan (substitusi) maka hasil usaha yang didapatkan akan lebih besar.
Dalam uraian analisis usaha, dijelaskan bahwa kebutuhan pakan pelet yang dianjurkan yaitu 90 kg. Sebagai alternatif untuk mencukupi kebutuhan pakan lele, sebaiknya diberikan pakan substitusi seperti dedak halus, limbah dapur, rayap, keong mas (siput murbei) bahkan bangkai ayam.
Jika di lingkungan sekitar terdapat sawah yang dipenuhi oleh keong mas maka hama tanaman padi tersebut dapat dimanfaatkan untuk pakan substitusi, sedangkan pakan substitusi seperti limbah dapur dapat diperoleh dari warung-warung nasi atau restoran. Untuk mengumpulkan limbah tersebut, sebaiknya disediakan tempat (ember) limbah yang dapat diambil setiap waktu.
Demikian pula, jika di lingkungan sekitar terdapat peternakan ayam. Ayam-ayam yang mati dapat digunakan untuk pakan lele. Pakan substitusi ini mulai diberikan pada saat lele berusia satu bulan.
Dalam Tabel I dapat dilihat bahwa kebutuhan pakan pelet lele hingga berusia satu bulan, yaitu 23,1 kg. Jika target pakan 90 kg maka sisanya (66,9 kg) dapat digunakan untuk pakan tambahan. Bangkai ayam yang digunakan untuk pakan harus masih segar (belum berbau busuk). Kemudian, bangkai tersebut dibakar hingga bulu-bulunya habis. Selanjutnya, badan ayam diikat dengan tali dan dimasukkan ke dalam kolam setelah daging ayam dingin. Ujung atas tali diikatkan pada tiang dinding kolam atau pada bambu/kayu yang dipalangkan di bagian atas lebar kolam. Hal ini bertujuan agar tulang-tulang ayam mudah diambil dan tidak bertebaran di sekeliling dasar kolam.
Keoang mas (menempel pada dinding kolam) sangat disukai lele
Pakan dari keong mas diberikan dengan cara mencacahnya terlebih dahulu. Setelah dicacah, keong mas dimasukkan ke dalam ember dan direndam beberapa saat dengan air mendidih. Setelah itu, air di dalam ember dibiarkan hingga menjadi dingin kemudian dimasukkan ke dalam kolam sesuai dengan kebutuhan.
Jika keong mas jumlahnya cukup banyak maka dapat disimpan dalam kolam gali tanpa diberi pakan. Sebaiknya, keong mas disimpan untuk kebutuhan pakan lele selama periode I minggu. Selain itu, daging keong mas dapat dikeringkan untuk persediaan pakan lele. Namun, sebelum dimasukkan ke dalam kolam, keong mas harus direbus terlebih dahulu (atau direndam dalam air mendidih) agar dagingnya menjadi lunak. Untuk memenuhi kebutuhan pakan lele dalam usaha makro, sebaiknya pakan pelet tersebut dibuat sendiri. Akhirnya, dari uraian tentang pakan lele perlu digarisbawahi upaya yang harus dilakukan yaitu menekan pengeluaran biaya pembelian pakan untuk memaksimalkan perolehan hasil usaha. (lele2010.blogspot.com)

1 comment:

  1. selamat malam pak mohon info alamat dan no telp bapak saya di bekasi ingin mencoba membuka usaha pembesaran lele terima kasih email saya sasmito99@yahoo.co.id telp 08179990154 atau 021 99929165 terima kasih

    ReplyDelete