JAKARTA (Bisnis.com): Kementerian Kelautan dan Perikanan (KemKP) menganggarkan Rp5 miliar untuk paket wirausaha pemula khusus lele pada 2011.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Made L. Nurdjana ketika dihubungi Bisnis.com menyatakan pada 2011, produksi lele di dalam negeri akan ditingkatkan.
"Hal ini terkait dengan konsumsi lele yang semakin meningkat. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Ditjen Perikanan Budidaya akan menganggarakan dana Rp5 miliar," ujarnya hari ini.
Made menyatakan masalah pendanaan ini nantinya juga mendapatkan dukungan dari Ditjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) juga akan mengeluarkan anggaran untuk investasi teknik pengolahan lele di sejumlah sentra Minapolitan Lele.
Dia mengatakan saat ini telah ditetapkan lima lokasi pembangunan pengembangan Minapolitan lele yakni Bogor, Boyolali, Pacitan, Gunung Kidul, dan Blitar.
Dengan pengembangan minapolitan lele ini, katanya, diharapkan dapat memproduksi lebih kurang 30 ton per hari.
Made menyatakan lima lokasi tersebut memproduksi lele yang sangat besar, namun yang paling tinggi tingkat produksinya di Gunung Kidul yang mencapai lima ton per hari.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan empat hal akan dilakukan KemKP untuk menggalakkan produksi hingga konsumsi lele.
Pertama, mengupayakan menggiatkan budidaya lele skala kecil hingga menengah yang disebar di beberapa sentra utama.
Kedua, mengupayakan agar memasyarakatkan lele sehingga konsumsi meningkat.
Ketiga, KemKP mengupayakan yakni mengembangkan industri atau pengolahan lele, dan keempat, menjadikan lele sebagai sumber pangan yang merambah berbagai kalangan.
"Selama ini lele lebih banyak dinikmati masyarakat kelas bawah. Kami akan buat lele juga menjadi konsumsi masyarakat menengah atas," ujarnya di sela-sela pembukaan festival Lele 2010 akhir pekan lalu.
Dirjen P2HP Martani Husaini menyatakan komoditas lele dapat diolah menjadi bahan makanan apapun.
"Sangat banyak ragamnya. Dan untuk Lele kami fokuskan untuk konsumsi di dalam negeri. Mengingat permintaan di dalam negeri sangat tinggi, sementara produksi belum mencukupi untuk pangsa pasar di luar negeri," ujarnya.
Dirjen mengungkapkan Lele belum dapat bersaing dengan produk dari Vietnam. Dia mengatakan kendala paling utama adalah tingginya harga pakan yang membuat harga jual Lele sangat tinggi.
Dia mengatakan ditjen Perikanan Budidaya sedang berupaya untuk menggunakan magot sebagai makanan Lele sehingga dapat menurunkan komponen biaya pakan yang mencapai 60% dari total produksi.(lele2010.blogspot.com)
Boz boleh tau alamat dan nomor yang dapat dihubungi?
ReplyDelete